irwan-panarobost Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan(mario teguh)

Senin, 01 Maret 2010

HATI EMAS

Ade itulah nama Aku sejak kecil Aku ini menderita, hidup di dunia hanya sebatang kara, orang tua Aku dipanggil sama Tuhan yang Maha Kuasa sejak Aku berumur 3 tahun, famili dan harta benda milik orang tua Aku entah kemana, untung saja masi ada orang yang baik mau menerima aku bahkan Dia menyekolahkan aku tetapi setelah aku tamat dari Sekolah Dasar orang tua angkat Aku dipanggil oleh Sang Pengcita, mau tak mau meski sakit terasa kenyataan ini suda milik Aku.
Meski hidup sebatang kara namun Aku tetap berusaha untuk melanjutkan Sekolah Menengah Pertama, untuk membiayai Sekolah Aku maka Aku harus membanting tulang kerja, tidak kenal siang malam, panas terik matahari dan hujan Aku tetap berjalan. Waktu belajar,Sekolah, memulung dan sujud kepada Tuhan sangat disiplin meski Aku ini pelajar dan pemulung. Kadang hati ini sedih ketika teman-teman menghina Aku hanya sahabat Aku Si Lilon yang bisa menerima Aku apa adanya. Lilon sahabat Aku dari Sekolah Dasar sampai sekarang yang setia, meski Si Lilon ini anak yang malas akan tetapi Lilon suka menolong.
Kini Aku suda duduk dibangku Sekolah Menengah Atas semangat belajar semakin tinggi ditamba lagi Aku ini orang yang aktiv di organisasi, dari Sekolah Dasar Sampai Sekolah Menengah Atas prestasi Aku selalu baik, prestasi inilah yang mengangkat Aku dari hinaan orang. Meski sepulang dari Sekolah Aku harus mulung tetapi Aku tetap luangkan waktu untuk belajar kelompok bersama-sama teman-teman, Nina dan Lilon adalah teman kelompok belajar Aku. Pada suatu hari Nina mendapat tugas dari Guru Kewarganegaraan yaitu ”Menyelidiki Kehidupan Anak Pemulung” dan Si Nina menjadikan Aku sebagai objek pengakajian kehidupan anak pemulung, tampa rasa malu Aku siap untuk menceritakan keseharian Aku sebagai anak pemulung dan menceritakan suka duka Aku, selama satu pekan setiap hari Nina datang ke rumah kontrakan Aku untuk mengkaji kehidupan Aku. Entah alasan apa si Nina menyimpan hati sama Aku padahal Nina tau siapa Aku ini , Aku hanyalah anak pemulung sedangkan Nina berasal dari keluarga bangsawan dan hartawan ibaratkan Aku dengan Nina bumi dan langit. Aku tidak percaya dan seperti bermimpi ketika Nina ungkapkan perasaan suka padaku, banyak alasan yang Aku berikan agar Nina berubah pikiran tetapi Nina tetap mencintai Aku dan tidak mempersoalkan kelas sosial dan status sosial antara Aku dan dia, akhirnya aku dan Nina sama-sama cinta pertama. Selama Aku dan Nina berstatus pacaran Nina semakin merendah diri, berteman siapa saja, suka menolong dan prestasi Nina meningkat. Nina orangnya penyayang, setia, jujur, baik dan sangat perhatian sama Aku, Aku bingung bagaimana cara Aku untuk membalasnya. Terkadang Nina meneteskan air mata saat melihat Aku sedang mulung tapi kenyataan inilah yang Nina harus terima, Aku bangga dengan Nina meski Aku hanyalah anak pemulung tetapi Nina tidak merasa malu pacaran dengan Aku. Hari demi hari tak terasa Aku lulus dari Sekolah Menengah Atas.
Melihat kondisi Aku yang serba kekurangan tidak memungkinkan Aku untuk lanjut ke perguruan tinggi namun Nina selalu mendorong Aku untuk melanjutkan ke perguruan tinggi bahkan Nina siap membantu dari segi apapun, atas dorongan Nina dan dan bantuan Nina Aku bisa melanjutkan Sekolah, Aku sangat bersyukurr karena Aku bisa masuk ke Uneversitas Negeri Fakultas Ekonomi bersama Nina , Lilon sahabat Aku dari SD-SMA tidak bersama Aku lagi karena Lilon melanjutkan pendidikan ke Bandung. Sekarang Aku tidak mulung lagi karena Aku dapat kerjaan sebagai Marketing disuatu Minimarket, upahnya suda mencukupi keseharian Aku, untuk biaya kulia Aku bebas biaya memang dari Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi selalunya Aku bebas biaya. Empat tahun berlalu gelaran Sarjana pun Aku rai. Nina memelukku dan menangis ketika Aku ucapkan kata-kata “ Andai saja bapak dan ibu masi ada pasti bapak dan ibu bahagia dan bangga karena Ade suda Sarjana, Tuhan, Tuhan, Tuhan Aku ingin memeluk bapak ibu Aku, Ade rindu dengan mereka” . Nina mengusap air mata yang menetes dipipi dan berjanji “ kak Ade, Nina berjanji akan membuat kakak tersenyum pokoknya Nina akan setia sama Kak Ade, takkan ada yang lain disisi Nina hanya untuk kak Ade saja. Janji Kak” Aku dan Nina suda 7 tahun menjalani hubungan kasihsayang tampa ada masalah, selama ini Nina Aku kenal dengan penyayang, setia, romantis, sabar dan penolong membuat Aku sangat takut kehilangan Nina. Hari ini hari Ulang Tahun Nina yang ke-23 dihari Ulang Tahunnya Aku cuman bisa memberikan kain yang bertulis dari karya Aku sendiri, meski begitu, pemberian itu Nina tetap tersenyum dan menganggap kado paling special. Tiga hari setelah Ulang Tahun Nina, Nina meminta Aku untuk melamarnya karena di usia yang ke-23 ini akan dinikahkan jadi mau tak mau Aku harus jika tidak maka Nina akan dinikahkan dengan orang lain, Aku merasa bingung karena Aku belum dapat kerjaan ditambah lagi dengan keadaan Aku yang pas-pasan akan tetapi Aku harus memberanikan diri, Aku ke rumah orang tua Nina untuk berterusterang namun orang tua Nina tidak menerima Aku karena alasan perbedaan kelas sosial dan status sosial
“ Ade seharusnya kamu sadar dan berpikir, kamu taukan Nina itu anak bangsawan dan hartawan jadi mustahil jika Nina dinikahkan pria semacam kamu” mendengar perkataan ibunda Nina Aku seakan tak berdaya, Aku coba menjelaskan kepada ibunda Nina jika Aku dan Nina suda saling cinta sejak duduk dibangku SMA tetapi ibunda Nina malah memukul wajah Aku dan mencaci maki Aku dan mengusir dari rumahnya, sejak kejadian itu Aku dan Nina tidak perna bertemu lagi Aku dapat kabar jika Nina dibawa pergi, bertubi-tubi cobaan ini datang pada Aku belum hilang rasa sakit karena hinaan ibunda Nina kini Aku harus meninggalkan kampung halaman Aku karena fikna orang tua Nina , para warga mengusir Aku. Entah salah Aku apa sehingga Aku harus dapat cobaan ini, kehilangan Nina , hinaan bunda Nina , dan harus meninggalkan kampung halaman membuat Aku sangat terpukul. 2 tahun berlalu rasa sayang kepada Nina masi hidup meski Aku coba lupakan dia, rasa rindu seakan tak perna pudar, “ Tuhan apa kabarnya pujaan hatiku ?, masikah Aku dihatinya ?, yakinkan Aku Tuhan Nina bukan milikku” .
Hari ini Aku coba untuk melamar kerja di sautu persahaan, entah keajaiban apa Direktur perusahaan itu adalah Lilon sahabat Aku dulu dan Aku diterima di tempat kerja Lilon, Lilon yang aku kenal dulu periang dan penolong kini Lilon menjadi sombong dan angkuh , waktu luangnya saja Lilon enggang bertemu dengan Aku. Di hari Ulang Tahun pertama anak Lilon semua pegawai diundang kerumah Lilon, saat Aku ke acara Ulang Tahun anak Lilon Aku sangat terkejut ketika melihat lilon & Nina meniup lilin, ternyata istri Lilon adalah Nina meski sakit terasa aku tetap memberi ucapan selamat kepada Lilon & Nina. Dunia terasa berubah saat Aku melihat sifat lilon & Nina, orang yang perna Aku kenal baik kini berat tersenyum padaku, orang yang perna menjadi kekasih Aku dan perna menjadi sahabat Aku kini seakan tak ada masa lalu lagi. Cuman ibunya Nina yang menyapa Aku di pesta itu namun sapaan itu hanyalah sapaa hinaan. “Nina Nina …. Kenapa harus Lilon sih yang kau jadikan pengdampingmu padahal kamu tau Aku & Lilon sahabat dari SD-SMA, dan kamu Lilon kenapa harus Nina yang kamu jadikan istri kamu padahal kamu tau Nina pacar Aku, kenapa kalian tega ?.”
Aku merasa kasihan kepada Nina karena Lilon kini penjadi pemabuk & suka ditempat hiburan malam, Aku ingin mengatakan kepada Nina namun Aku takut mencampuri urusan mereka, Aku cuman berharap semoga mereka bisa bahagia. Ketika perbautan Lilon diketahui oleh Nina rumah tangga mereka kini mulai renggang & tidak akur lagi, dalam rumah tangga mereka yang retak sangkanya Lilon Aku biang keladinya, Lilon menuduh Aku mengadukan perbautannya kepada Nina , kemarahan Lilon tega memecat Aku dengan tidak hormat, Lilon bahkan memukul Aku dan mengusir Aku dari perusahaannya, ketika Aku keluar dari kantor Lilon ada 2 orang asing yang mengikuti Aku dari belakang, orang-orang itu adalah suruhan lilon. Kedua orang itu berusaha untuk melukai Aku akupun berusaha untuk menyalamatkan diri berlari dan seketika itu mobil ating menyambar Aku, untung saja orang yang menyambar Aku mau bertangguang jawab, nama dia Wulan. Kejadian itu membuat Aku dan wulan menjadi akrab, Wulan juga memasukkan Aku di perusahaan milik Ayahnya dan Aku mendapat posisi Sekertaris. Waktu demi waktu kehidupan Aku semakin meningkat dan membaik, orang tua wulan menjodohkan Aku dan Wulan.

“ Bu Pak, Ade rindu dengan kalian, Bu Ade yang dulu perna mulung dan sering dihina kini menjadi orang sukses, Bu begitu banyak penderitaan yang Ade rasakan, orang-orang yang Ade cintai ade harus kehilangannya termasuk Bapak & Ibu, andai Ibu masi hidup pasti Ibu bahagia melihat kesuksesan Ade, apakah Ibu & Bapak melihat kami bertiga Ade, Wulan, dan cucu Ibu sekarang mengziarai Ibu & bapak “

1 komentar:

  1. keren bangettttttt, i....., knapa dak jadi pengarang buku, soalx bgus banget......,Misda Nurhalima S.Sos. palu SUL-TEN

    BalasHapus