irwan-panarobost Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan(mario teguh)

Senin, 01 Maret 2010

CERITA RAKYAT

AWAL MULANYA KELELAWAR MENGGANTUNG DENGAN KAKI DI ATAS KEPALA DI BAWA



Dahulu kala hiduplah seorang Pak Tani di dekat hutan Rimba, setiap harinya Pak tani pergi kehutan mencari kayu bakar untuk keperluan dapur dan selebihnya dibawa kepedesaan untuk dijual, begitulah keseharian Pak tani. Pak tani adalah seorang yang tekun dan rajin bekerja, di ladang Pak tani ditanami sayur, singkong, dan pisang.
Suatu hari Pak tani ke ladang ingin mengambil pisang yang suda matang yang dilihat beberapa hari yang lalu, namun sesampainya di ladang pak tani sedih dan kecewa karena pisang yang diharapkan suda matang kini lalap habis dimakan kelelawar namun perbuatan sang kelelawar itu belum ketahuan sama pak tani. Degan persaan sedih dan menjengkelkan Pak tani pulang keruma tampa membawa pisang.
Beberapa minggu kemudian Pak tani ke ladang ingin mengambil pisang namun kejadian seperti beberapa minggu yang lalu masi terulang lagi, pisang yang diharapkan sauda matang kini lalap habis di makan sang kelelawar, dengan perasaan penasaran dan ingin tau siapa pelakunya maka Pak tani membuat siasat. Pada malam harinya pak tani pergi ke ladang, sesampainya di ladang Pak tani duduk dan diam dekat pohong pisang, dengan hati yang sabar pak tani duduk menunggu namun tidak lama kemudian Sang kelelawar pun datang memakan pisang Pak tani.

Pak tani : “o…..Ternyata kamu pelakunya. “ ( berbicara dalam hati )
Pak tani : “ Makan saja tu pisang sampe puas karena besok kamu akan tau
akibatnya.” ( Pak tani mengiklaskan pisangnya dimakan Kelelawar )

setelah itu pak tani pulang dengan hati yang senang karena pelakunya suda ketahuan. Keesokan paginya pergi ke hutan untuk bertemu dengan raja rimba yaitu sang Harimau. Sesampainya di tempat tujuan Pak tani pun disambut oleh Sang Rimba.

Sang rimba : “ Ada maksud apa kedatangan Tuan menghadap kepada saya ? “
Pak tani : “ Sebelumnya hamba minta maaf Tuan “ (dengan kerendahan hati pak
tani meminta maaf).
Sang rimba : “ Ya……………..”
Pak tani : “ Maksud kedatangan hamba ingin melaporkan kejadian semalam Tuan “
Sang rimba : “ Maksud tuan apa ? “
Pak tani : “ Begini tuan, semalam pisang hamba lalap habis dimakan Sang
kelelawar “
sang rimba : “ Apakah perkataan tuan benar ?”
Pak tani : “ Iya tuan, pisang hamba dimakan oleh Sang kelelawar dan kejadian ini
bukan hanya kali ini saja Tuan tetapi suda berulang-ulang kali.”
Sang rimba : “ Maafkan kami Tuan, dan kami berjanji untuk mengadili perbuatan
sang Kelelawar. “
Pak tani : “ Terima kasih Tuan, kalau begitu hamba juga ingin pamit. “

Sesuda bertemu dengan Sang rimba, Pak tani pun pulang kerumanya.
Karena Sang rimba marah maka binatang-binatang dikumpulkan untuk menyaksikan sang kelelawar akan diadili , kemudian sang keleawar di panggil oleh Sang rimba.

Sang keleawar : “ Ada apa hamba dipanggil untuk menghadap kepada Tuan ? “
Sang rimba : “ Begini, apa benar semalam kamu telah memakan pisang milik Pak
tani? “( berbicara dengan suara yang keras dan tegas )
sang kelelawar : “ Iya Tuan, maafkan hamba. “ ( dengan kepala tunduk ketakutan
menjawab dengan jujur )
sang rimba : “ Kesalahan tetap dibayar dengan hukuman “
sang kelelawar : “ Hukuman apa Tuan yang ditimpahkan kepada hamba Tuan ? “
sang rimba : “ Mulai hari ini kamu harus menggantung dengan kepala di bawa dan
kaki di atas. “
Sang kelelawar : “ Sampai kapan Tuan hamba harus menjalani hukuman ini ? “
Sang Rimba : “ Sampai akhir hayat hidupmu “
Sang kelelawar : “ Ampuni kesalahan hamba tuan, tolong ringankan beban hukuman
hamba dan hamba berjanji tidak akan mengulangi lagi. “
sang rimba : “ Hukuman itu suda seadil-adilnya saya berikan kepada kamu, dan
hukuman itu harus kamu jalani . “


Itulah hukuman yang diberikan kepada Sang kelelawar menggantung dengan kepala di bawa dan kaki di atas, begitulah keseharian sang kelelawar menjalani hukumannya hingga sang kelelawar mendapatkan keturunan, karena kebiasaan Sang kelelawar menggatung maka anak cucunya pun mengikuti jejak sang nenek moyangnya.
Itulah kebiasaan kelelawar yang kita lihat sampai sekarang .



NAMA : ANDI NURILMI
KELAS : III BANGUNAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar