irwan-panarobost Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan baik adalah sumber dari semua kekayaan(mario teguh)

Senin, 01 Maret 2010

cerita rakyat

Si Tanduk Panjang
Dahulu di sebuah desa tinggallah sebuah keluarga miskin, keluarga itu terdiri atas seorang ayah, ibu dan seorang anak perempuan.
Ayah dan ibu tersebut sangat sayang kepada anak. Namun, mereka merasa sedih karena belum dikaruniai anak laki-laki..
Setiap hari mereka berdo’a kepada tuhan agar dikaruniai seorang anak laki-laki sebagai penyambung keturunannya, bulan bergabti tahunpun berlalu, tiada jemu mereka berdo’a, akhirnya siistri hamil. Keluarga itupun merasa gembira, terlbih diketahui ternyata lahir laki-laki. Namun kegembiraan mereka mendadak lenyap setelah mengetahui ternyata kepala si bayi laki-laki ada tanduknya. Mereka merasa malu dan takut dihina maupun diejek oleh orang-orang sedesa.
Pada malam hari bayi laki-laki itu dimasukkan kedalam peti, dengan sebutir telur ayam dan secangkir beras lalu dihanyutkan ke sungai.
Kakak perempuan si bayi mengetahui perbuatan orang tuanya. Ia sangat sedih. Diam-diam ia meninggalkan rumah dan mengikuti adiknya yang dihanyutkan ke sungai.
Ia terus melangkah dan mengikuti adiknya yang hanyut. Beberapa malam kemudian terdengar adiknya menangis karena lapar. Maka si kakak perempuan itu menghiburkan dengan berkata-kata , “ Adikku saying si Tanduk panjang, janganlah engkau menangis, jika engkau lapar makanlah sebutir beras agar engkau kenyang ! “ Tak berapa lama kemudian tangis adiknya berhenti.
Beberapa hari kemudian kakak bayi itu mendengar anak ayam dari peti yang hanyut di tengah sungai. Ia tak mendekati peti itu, menduga telur yang dibekalkan kepada adiknya telah menetas.
Jika mendengar adiknya menangis, ia terus menghiburnya dengan ucapan kasih saying. Berbulan bulan peti itu hanyut, dengan susah payah dan setia kakak terus mengikutinya, pada suatu peti itu terbawa arus sungai ke tepian, Si kakak dengan wajah gembira berusaha meraihnya.
Peti diraihnya. Ketika peti dibuka, melompatlah seorang anak laki-laki yang gagah dan tampan. Tidak terlihat tanduk di kepalanya. Dibelakangnya seekor anak ayam jantan yang bagus, maka bergembiralah Si kakak perempuan kenyataan itu, ia bersyukur kepeda tuhan, ia telah menyelamatkan adiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar